Jumat, 01 Januari 2010

KEAGUNGAN CIPTAAN ALLAH UNTUK MENTAUHIDKAN ALLAH

Oleh: Imam Abu Aisyah

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi silih bergantinya malam dan siang bahtera yg berlayar di laut membawa apa yg berguna bagi manusia dan apa yg Allah turunkan dari langit berupa air lalu dgn air itu Dia hidupkan bumi setelah matinya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yg dikendalikan di antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yg berakal”. (Al-Baqarah; 164)


A. KEAGUNGAN CIPTAAN ALLAH

Allah maha kuasa atas segala-galanya, Dialah Rabb sekalian alam. Tulisan dibawah ini hanya mengulas sedikit dari tanda-tanda kekuasaan Allah, antara lain tentang:

1. Penciptaan Langit Dan Bumi
Allah berfirman dalam Al-Qur’an, Surat Al-Imraan; 190.

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,” (Al-Imraan; 190)
Penciptaan langit. Langit adalah ciptaan Allah yang penuh degan keindahan keanehan keluarbiasaan dan misteri tentunya. Seseorang yang suka memperhatikan langit di malam maupun siang hari akan merasakan ketakjuban yg luar biasa terhadap keindahannya. Dan mungkin akan merasakan betapa besarnya kekuasaan Allah. Bahkan kini manusia sudah sampai menembus angkasa mengeksplorasi bulan dan planet lain yg dapat dicapainya. Bahkan seorang atheis (tidak percaya akan adanya tuhan) sekali pun mungkin akan merasakan getaran jiwa bahwa Tuhan itu ada. Karena memang fitrah manusia diciptakan utk percaya akan adanya Tuhan.
"Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada padanya." (Al Qur'an, Al-Anbiya’:32)
Sifat langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke-20. Atmosfir yang melingkupi bumi berperan sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan. Dengan menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika mereka mendekati bumi, atmosfir mencegah mereka jatuh ke bumi dan membahayakan makhluk hidup.
Atmosfir juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna, - seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang hanya sebagiannya menembus atmosfir, sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari ditahan oleh lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spektrum ultraviolet yang mencapai bumi.
Fungsi pelindung dari atmosfir tidak berhenti sampai di sini. Atmosfir juga melindungi bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di bawah nol. Tidak hanya atmosfir yang melindungi bumi dari pengaruh berbahaya. Selain atmosfir, Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita.
Radiasi ini, yang terus- menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka bumi.
(Sumber: http://natureinearth.blogspot.com/2009/11/atap-yang-terpelihara.html)
Penciptaan bumi. Bumi kita yg indah ini sangat kaya akan ayat-ayat Allah yg sangat luar biasa. Bahkan sampai era teknologi seperti sekarang ini manusia belum mampu menyibak tabir misteri semua yg ada di muka bumi ini. Gunung-gunung menjulang tinggi lautan dan samudera terbentang luas gurun pasir padang rumput ladang-ladang pertanian dan dataran rendah serta lain-lainnya sangatlah berkesinambungan dan penuh hikmah dalam penciptaannya. Semua itu Allah peruntukkan bagi manusia. Maka pantaskah kita ingkar kepada-Nya?


2. Lautan Membentang Luas
Allah berfirman dalam Al-Qur’an, Surat An-Nahl: 14

Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. (An-Nahl: 14)

Laut merupakan ciptaan Allah yang sangat indah. Laut sangat banyak sekali manfaatnya antara lain sebagai sarana transportasi, tempat mencari rizki, dll.
Lihatlah kapal-kapal yg berlayar mengarungi lautan luas. Perhatikanlah bagaimana Allah telah menundukan lautan utk manusia dgn kapal. Ilmu pengetahuan mengungkap bahwa hal ini terjadi krn perbedaan berat jenis air laut dan kapal serta adanya ruang udara yg menyebabkan kapal dapat mengapung. Namun perlu kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan hanya “mengungkap” tapi tidak menciptakan. Bukankah hal ini tetap terjadi walau rahasianya tidak dapat diungkapkan? Perhatikanlah bagaimana besarnya manfaat kapal-kapal mengarungi lautan. Dengannya kebutuhan dan manfaat bagi manusia dapat dipasok dan dipenuhi. Bagaimana ekspor-impor sekarang ini sangat tergantung pada pelayaran kapal-kapal kargo di lautan. Sungguh hal itu hanya semakin mempertegas kekuasaan Allah.


3. Hujan Rahmat Allah
Allah berfirman dalam Al-Qur’an, Surat Ath-Thariq: 11

Artinya: “Demi langit yang mengandung hujan.” (Ath-Thariq: 11)
Raj'i berarti kembali. hujan dinamakan raj'i dalam ayat ini, Karena hujan itu berasal dari uap yang naik dari bumi ke udara, Kemudian turun ke bumi, Kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya.
Sebagaimana diketahui, atmosfir yang melingkupi bumi terdiri dari sejumlah lapisan. Setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan. Penelitian mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar yang mereka terima ke ruang angkasa atau ke arah bawah, yakni ke bumi. Sekarang, marilah kita cermati sejumlah contoh fungsi "pengembalian" dari lapisan-lapisan yang mengelilingi bumi tersebut.
Lapisan Troposfir, 13 hingga 15 km di atas permukaan bumi, memungkinkan uap air yang naik dari permukaan bumi menjadi terkumpul hingga jenuh dan turun kembali ke bumi sebagai hujan.
Lapisan ozon, pada ketinggian 25 km, memantulkan radiasi berbahaya dan sinar ultraviolet yang datang dari ruang angkasa dan mengembalikan keduanya ke ruang angkasa.
Ionosfir, memantulkan kembali pancaran gelombang radio dari bumi ke berbagai belahan bumi lainnya, persis seperti satelit komunikasi pasif, sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan televisi pada jarak yang cukup jauh.
Lapisan magnet memantulkan kembali partikel-partikel radioaktif berbahaya yang dipancarkan Matahari dan bintang-bintang lainnya ke ruang angkasa sebelum sampai ke Bumi.
Sifat lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan secara ilmiah di masa kini tersebut, telah dinyatakan berabad-abad lalu dalam Al Qur'an. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur'an adalah firman Allah. (Sumber: http://natureinearth.blogspot.com/2009/11/langit-yang-mengembalikan.html)

4. Air sumber kehidupan
Allah berfirman dalam Al-Qur’an, Surat Al-Furqan: 49

Artinya: Agar kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. (Al-Furqan: 49)
Air adalah material yang paling berlimpah di bumi ini, menutupi sekitar 71 persen dari muka bumi ini. Kehidupan hampir seluruhnya air, 50 sampai 97 persen dari seluruh berat tanaman dan hewan hidup dan sekitar 70 persen dari berat tubuh kita. Kita bisa hidup sebulan tanpa makanan, tapi hanya bisa bertahan beberapa hari saja tanpa air. Air. seperti halnya energi, adalah hal yang esensial bagi pertanian, industri, dan hampir semua kehidupan.
Jumlah air di permukaan bumi ini secara keseluruhan relatif tetap. Air akan selalu ada karena air bersirkulasi tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir mengikuti siklus hidrologi.
Siklus Hidrologi: adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi (sumber: http://www.lablink.or.id/Hidro/air.htm)
Lihatlah apa yg terjadi pada belahan bumi yg tak terkena hujan dalam jangka waktu yg melampaui batasnya ia akan kering kerontang tak berkehidupan. Lalu lihatlah tatkala hujan mengguyurnya ia seakan-akan bangkit dari kematiaannya dgn mulai tumbuhnya berbagai jenis tumbuh-tumbuhan Marilah kita sejenak merenungkannya.
Hewan-hewan yg bertebaran di muka bumi ini sangat banyak dan bervariasi serta penuh dgn tanda-tanda kekuasaan Allah. Semuanya penuh dgn segala manfaat dan hikmah bagi manusia.

5. Hewan Ciptaan Allah
Allah berfirman dalam Al-Qur’an, Surat An-Nur; 45

Artinya: “Dan Allah Telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (An-Nur; 45)
Hewan-hewan yg bertebaran di muka bumi ini sangat banyak dan bervariasi serta penuh dgn tanda-tanda kekuasaan Allah. Semuanya penuh dgn segala manfaat dan hikmah bagi manusia.

6. Angin dan Awan
Allah berfirman dalam Al-Qur’an, Surat Ar-Rum; 48

Artinya: “Allah, dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (Ar-Rum: 48)
Angin merupakan unsur penting dalam kehidupan di muka bumi ini. Baik itu kehidupan manusia hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Awan adalah fenomena yg unik dari sebuah proses terjadi dan turunnya hujan. Namun tidak hanya itu manfaat awan bagi manusia. Awan juga dapat melindungi manusia dari teriknya sinar matahari setidaknya utk beberapa saat. Bahkan awan menjadi dominan pada saat musim hujan. Namun dgn demikian keseimbangan cuaca bumi menjadi terjaga dgn sirkulasi musim dan cuaca ini. (Sumber:http://blog.re.or.id/tanda-tanda-kebesaran-allah.htm)

7. Gunung Sebagai Pasak Bumi
Allah berfirman dalam Al-Qur’an, Surat An-Naba’ : 7

Artinya: Dan gunung-gunung sebagai pasak? (An-naba’:7)
Dalam Al Quran kita temukan kata gunung sebanyak 49 kali. Di antaranya, 22 ayat menyebutkan fungsi gunung sebagai pasak atau tiang pancang. Pasak atau paku besar merupakan benda yang menancap ke dalam. Artinya, kepala pasak yang tampak di luar selalu jauh lebih pendek dibanding panjangnya pasak yang terhunjam.
Ketika agama-agama primitif selama ribuan tahun hanya takjub pada ketinggian gunung, Al-Quran mementahkan kekaguman sesat mereka itu. Ternyata bukan tingginya, tetapi kedalaman akar gunung yang menghunjam sampai 15 kali lipat dari tinggi di atas permukaan bumi, itulah yang lebih dahsyat.
Al-Quran menegaskan bahwa fungsi gunung adalah pasak bumi yang memancang ke bawah tanah dengan kokoh. Itu adalah sebuah konsep tentang gunung yang sangat mutakhir dan baru dikenal. Baru 20 tahun yang lalu para ahli geofisika menemukan bukti bahwa kerak bumi berubah terus. Ketika itu baru ditemukan teori lempeng tektonik (plate tectonics) yang menyebabkan asumsi bahwa gunung mempunyai akar yang berperan menghentikan gerakan horisontal lithosfer.

Artinya: Dan dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunju.”, (An-Nahl: 15)
(Sumber: http://gumuxranger.web.id/documents/gunung_sebagai_pasak_bumi.html)




B. SEBUAH RENUNGAN
Marilah kita merenung sejenak mentadaburi ayat-ayat Allah yang menerangkan ketundukan alam semesta dalam mentauhidkan Allah, semoga dengan mentadaburi tanda-tanda kebesaran Allah, semakin menambah keyakinan dan keimanan kita kepada-Nya.
1. Bencana Alam karena ulah manusia
Semua ciptaan Allah bisa menjadi nikmat bagi kita, tetapi juga bisa menjadikan bencana. Bencana-bencana alam yang terjadi dimuka bumi juga karena ulah tangan manusia sendiri.

Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Ar-Rum; 31)


2. Seluruh alam tunduk, bertasbih dan mantauhidkan Allah
a. Langit, bumi seluruh isinya bertasbih
Artinya: “ Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (Al-Isra’; 44)

b. Gunung dan hewan bertasbih pagi petang
Allah ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya Kami menundukkan gunung-gunung itu untuk bertasbih bersama dia (Daud) di waktu petang dan pagi. Dan (Kami tundukkan pula) burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masing amat taat kepada Allah.” [QS.Shaad:18-19]

c. Petir bertasbih
Pada waktu musim hujan seringkali kita mendengar suara petir yang menakutkan. Tetapi apakah kita mengetahui bahwa petirpun tunduk mentauhidkan Allah dan bertasbih memuji kebesaran-Nya.?
Allah ta’ala berfirman:
“Dan petir itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang dikehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Rabb yang Maha keras siksa-Nya.” [QS.ar Ra’ad: 13]

d. Batu-batuan Mentauhidkan Allah
Jumlah batu-batuan di atas bumi sangatlah banyak. Sehingga dimanapun kita berada kita selalu menjumpai batu-batuan tersebut. Tetapi tahukah kita bahwa batu-batuan tunduk mentauhidkan Allah dan bertasbih memuji kebesaran-Nya?
Allah ta’ala berfiman:
“Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lalai dari apa yang kamu lakukan.” [QS.Al- Baqarah:74]

e. Alam Marah jika ada orang yang syirik
Alam semesta selain tunduk mentauhidkan Allah dan bertasbih memuji kebesaran-Nya, mereka juga cemburu dan marah ketika melihat ulah manusia yang melakukan kesyirikan, kekufuran dan kemaksiatan. Maka perhatikanlah kemarahan langit, bumi dan gunung ketika mendengar manusia mengatakan bahwa Allah memiliki anak.
Allah berfirman:

Artinya: “Dan mereka berkata: “Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak”. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan suatu perkata yang sangat munkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, bumi terbelah dan gunung-gunung runtuh. Karena mereka mendakwa Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.” [QS.Maryam:88-90]
Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Hampir-hampir langit, bumi dan gunung-gunung itu hancur ketika mendengar ucapan para pendosa dari kalangan manusia, sebagai tanda pengagungan kepada Allah, lantaran mereka adalah makhluk yang diciptakan untuk mentauhidkan-Nya. Sesungguhnya tiada Rabb yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, tiada sekutu bagi-Nya, tiada pula yang semisal dengan-Nya, Dia tidak memiliki anak dan tiada pula memiliki istri, tidak ada yang setara dengan-Nya, tetapi Dia Maha Esa dan segala sesuatu bergantung kepada-Nya.” [Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 9, hal.300]
(Sumber; Majalah adz Dzakiirah Vol.8 No.1 Edisi.55 Th.1430/2009 Hal.7-18. Dipublikasikan http://alqiyamah.wordpress.com )

Allah Maha Besar sedangkan alam semesta dan seisinya kecil bagi-Nya. Allah Maha Perkasa tiada suatupun yang sulit bagi-Nya dan tiada pula suatupun yang dapat melemahkan-Nya. Allah Maha Pencipta, Dia tidak menciptakan alam semesta karena sebuah permainan belaka, tetapi Dia menciptakan alam semesta supaya mereka tunduk menghinakan diri mengagungkan-Nya, sehingga segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi tunduk mentauhidkan-Nya dan bertasbih memuji kebesaran-Nya.

Wallahu A’lam Bish-Showab.


Gunung Bunder, Bogor
Jum’at-Sabtu, 25-26 Desember 2009 M/ 8-9 Muharram 1431 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar